Selasa, 02 November 2010
Ketika Cinta Membisu Sunyi
Sesungguhnya untuk mengungkapkan sebuah perasaan cinta, tidaklah perlu menanti datangnya kesempatan. Asal tekad dan keberanian telah bersatu kuat, maka kesempatan hanyalah sesuatu yang dapat dengan mudahnya diburu. Sayangnya, sekali pun kesempatan telah ada, yang memutuskan hasilnya adalah perasaan serta reaksi darinya.
Bila ia memiliki perasaan yang sama, maka tentulah ia akan tersenyum kepadamu, setelah mendengar ungkapanmu. Tetapi bila ia tak memiliki perasaan yang sama, dan juga tak ingin memberi harapan, maka ia pun akan memilih untuk lari darimu. Hal itu sudah merupakan hal yang sering terjadi, saat seseorang hendak menolak cinta seseorang.
Diam di tempat, adalah membiarkannya pergi jauh. Bila dikejar, maka takutnya akan lari semakin jauh. Rasa takut demikianlah yang kerap menyebabkan seseorang menjadi kehilangan rasa percaya diri untuk mengungkapkan perasaan cinta, bahkan sekali pun bila kesempatan emas sudah di depan mata tanpa harus diburu. Perjuangan yang sejak semula telah ada pun seolah tiada peran, jika demikian.
Cinta yang tulus memang tak seperti cinta palsu yang dapat dengan mudahnya diungkapkan. Cinta tulus tak terlepas dari tanggung jawab besar hingga masa-masa mendatang. Sedangkan cinta palsu hanyalah sebatas gombal penghibur hati.
Lea Willsen
Kamar renung, 14 September
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
WAAAA... ini blog baru ya? all about love yah??? gm ceritanya bisa lahir blog ini?? bagus! mansion! duileehh.... like this! (:
BalasHapusYup! Blog br. G sepenuhnya ttg cinta jg, hny sj krn isinya msh sedikit,n kbtulan temacinta smua, jd terlihat kyk blog cinta. Blog ini hny memuat postingan2 orisinal. G ad tips, humor, dll. Yg ad hny tlsn2 yg agak berat2 dikit. Thx kunjungannya...
BalasHapusi see... seberat apapun itu, put akan rajin 'mengangkatnya' nanti. he.. you're welcome...
BalasHapus