Jumat, 07 September 2012

Kane yang Dulu dan Kini

Masih tentang pegulat Kane! Semoga yang tanpa sengaja maupun sengaja telah tiba di postingan ini jangan marah ya?! Postingan pada blog ini mungkin cenderung ngelantur atau asal-asalan. Tetapi, pada dasarnya blog ini memang sudah demikian, diciptakan untuk membahas apapun itu yang terbersit di benak, dan mungkin juga bisa diartikan sebagai posting-posting (tulisan) yang tak memiliki nilai jual di media. Hahaha...

Oke, kembali fokus pada topik, yakni pegulat Kane. Semoga ini hanya kecurigaan yang tidak benar ya..., entah mengapa saya sering berpikir kalau tokoh Kane yang kini (Jacobs) dan tokoh Kane yang tampil pada tahun 90-an adalah dua orang yang berbeda. Ah, masak?! Masak ya di dapur... Hehehe...

Ya, begitulah yang saya rasakan sebagai seorang penggemar yang telah menyaksikan sejumlah penampilan Kane sedari belasan tahun silam. Kane sering mengenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan ada satu masa di mana--mungkin--sosok di balik topeng itu telah digantikan oleh orang lain. Alasannya?! Baiklah, saya akan menguraikan beberapa alasan yang membuat saya berpikir demikian.

Fisik Kane berbeda. Coba kembali saksikan video-video Kane pada tahun 90-an di Youtube, dan bandingkan dengan Kane yang kini. Sepintas tinggi badan mereka memang sama. Tetapi Kane yang dulu memiliki tubuh lebih kecil, terutama bagian bahu dan perut, tidak seperti Kane yang kini, terlihat lebih kekar dan buncit. Kejanggalan ini amat terasa, ketika Kane pertama kali muncul dengan baju tanpa lengan pada tahun 2000-an kalau tak salah. Saat itu Kane masih mengenakan topeng, dan belum pangkas botak. Dan pada saat itulah, mungkin pemeran di balik topeng telah berganti.

Kedua, yakni bentuk kepala. Kane yang dulu memiliki bentuk kepala yang lebih kecil, sementara Kane yang kini kepalanya besar dan bulat. Dari segi wajah juga--meskipun ditutupi topeng--Kane yang dulu wajahnya lebih lonjong, sementara Kane yang kini wajahnya terlihat lebar.

Stamina. Meskipun WWE hanya kisah ecek-ecek, tetapi tetap saja para pemain menguras banyak stamina di atas ring. Kane yang dulu memiliki fisik serta stamina yang lebih baik. Respon gerakannya lebih baik. Sedangkan Kane yang kini sering terlihat lelah, dengan nafas yang ngos-ngosan serta langkah kaki yang berat. Untuk yang satu ini, mungkin juga akibat pengaruh usia.

Jurus. Meskipun jurus-jurus yang digunakan masih sebagian besar sama, namun Kane yang dulu dan Kane yang kini sepertinya memiliki selera serta perhitungan yang berbeda dalam menggunakan jurus-jurus itu. Kane yang dulu cenderung menggunakan jurus (maaf, saya tak pernah menghafal nama-nama jurus) membalikkan kepala lawannya, kemudian berlutut dan menghantamkannya ke lantai. Jurus itu sangat dasyat, tetapi Kane yang kini hampir tak pernah menggunakannya. Demikian juga dengan jurus melompat dari tiang di sisi ring (lagi-lagi tak tahu nama jurusnya), meskipun dari dulu hingga kini Kane masih sering menerapkan jurus itu, tetapi kualitas dari jurus itu jelas berbeda. Kane yang dulu mampu naik di atas tiang itu cukup dengan satu kali lompatan dan sasarannya juga jarang meleset, sedangkan Kane yang kini terlihat sedikit berat untuk berada di atas tiang dan lagi seringnya malah meleset dari sasaran.

Gaya. Ketika hendak meledakkan pyro di atas ring, gerakan tangan Kane yang dulu lebih cepat daripada yang kini. Ada juga perbedaan ketika hendak mengakhiri pertarungan dengan menghitung satu, dua, tiga (sori, tak tahu juga nama gerakan itu disebut apa). Kane yang dulu menekan tubuh lawan dengan kedua tangan, Kane yang kini menarik sebelah kaki lawannya.

Kesimpulannya, saya berpikir bahwa Kane yang kini diperankan Jacobs--dan juga merupakan orang yang dulu memerankan si dokter gigi kurang waras, Isaac Yankem DDS--memang adalah orang yang sama, tetapi berbeda dari Kane pada masa 90-an. Ini hanya dugaan lo...

Kadang saya memang 'merindukan' The Big Red Machine di masa lalu dan gemar memutar video-video lama. Tetapi tetap saja Kane yang kini adalah Kane yang luar biasa! Terlebih setelah kembali mengenakan topeng dan semakin terlihat keren! Ah, macam masih anak-anak saja yang menulis postingan ini. Hahaha...

Ya, hitung-hitung blog ini sudah lama tak di-update, jadi iseng-iseng saja menulis yang ringan-ringan. Yang pasti untuk tulisan satu ini saya tak ingin repot-repot mengeditnya sana-sini. Biarkan saja apa adanya! B0l3h ju94 m3n99un4k4n b4h454 4l4y k4l4u m4u...

Foto: Kane pada tahun 2000-an

Sabtu, 28 April 2012

Alan Dawa Dolma

Saya menunggu, menunggu, dan terus menunggu lama, berharap suatu hari nanti profil dari idolaku yang satu ini, Alan Dawa Dolma akan tampil di situs raksasa Wikipedia. Dan ternyata sudah beberapa tahun menunggu pun, profil Alan Dawa Dolma masih tidak ditemukan di sana, padahal pada Wikipedia Inggris dan negara lainnya sudah lama ada. Terakhir, daripada terus menunggu, saya memutuskan untuk bergerak saja, menjadi fans pertama di Indonesia yang memasukkan data Alan Dawa Dolma di Wikipedia (lebay).

***

Alan Dawa Dolma


Alan Dawa Dolma

Alan di Tokyo Game Show 2008
Nama Tionghoa 阿蘭•達瓦卓瑪 (Tradisional)
Nama Tionghoa 阿兰•达瓦卓玛 (Sederhana)
Pinyin Ālán Dáwǎzhuōmǎ (Mandarin)
Jyutping A3laan4 Daat6nga5coek3ma5 (Kanton)
Leluhur Khampa Tibetan
Asal Kangding, Chengdu, Sichuan
Nama Lain ཨ་ལན་ཟླ་བ་སྒྲོལ་མ་ (Tibetan)
a lan zla ba sgrol ma (Wylie)
Alan Dawa Dolma (THDL)
Alan Dawa Dolma (Tibetan pinyin)
Pekerjaan Artis, Penyanyi, Model
Genre Pop
Mandopop
JPop
Ethereal Wave
Instrumen Erhu
Piano
Label Avex Trax
Tahun aktif 2005
Situs web alan-web.jp

Alan Dawa Dolma adalah seorang artis yang merupakan 100% keturunan Tibet. Semasa kecilnya dikenal sebagai seorang anak yang tomboi. Untuk membangun sisi feminin dalam diri Alan, kedua orangtuanya kemudian memutuskan untuk meminta Alan belajar bermain erhu sejak usia 8 tahun, dan juga berbagai pelajaran kesenian di bidang musik. Sampai saat ini, Alan telah menyanyikan berbagai lagu baik dalam bahasa China dan juga Jepang. Beberapa lagunya bahkan juga disandingkan dengan film-film layar lebar terkemuka seperti Red Cliff, Red Cliff II, dan juga film anime unggulan Jepang, Inuyasha. Salah satu ciri unggul yang membedakan Alan dari penyanyi lainnya ialah kelebihannya dalam mengolah dan menghasilkan suara nada tinggi yang tetap stabil.

Riwayat

Alan Dawa Dolma lahir di Kangding, Tibetan Autonomous Prefecture di Sichuan, tempat yang merupakan mayoritas penduduk etnis Khampa tinggal dan mencari nafkah. Alan dibesarkan oleh orangtuanya dengan dialek berbicara Kham Ke yang merupakan salah satu dari tiga dialek utama di Tibet. Keluarga Alan merupakan keluarga yang besar, ayahnya memiliki sepuluh saudara, sementara ibunya memiliki delapan saudara. Biasanya, setiap tahun baru tiba, mereka akan berkumpul untuk merayakan tahun baru bersama.
Usia 20 tahun, berkarir menjadi seorang penyanyi di Jepang meninggalkan orangtua dan saudara, pada awalnya Alan mengaku cukup sulit untuk beradaptasi dalam keadaan dirinya yang tidak begitu menguasai Bahasa Jepang. Namun seiring waktu, kini Alan sudah cukup mampu untuk berkomunikasi dengan Bahasa Jepang. Hal tersebut dapat terlihat pada konser ketiganya pada 2011 lalu, Alan telah mampu berkomunikasi dengan para fansnya dengan Bahasa Jepang.
Di sisi lain, oleh para fans, Alan dikenal sebagai pribadi seorang artis yang santun, baik, sopan, dan juga jauh dari gosip-gosip negatif yang umumnya diterima oleh artis lain. Suatu ketika seorang pewawancara sempat menanyakan kesediaan Alan untuk mengikuti rute artis Jepang lainnya yang sedikit lebih berani dalam mengekspos diri dalam pemotretan-pemotretan seksi, terang Alan bahwa dirinya tak akan pernah bersedia untuk dipotret dengan hanya mengenakan bikini.
Nama “Alan” pada dasarnya bukanlah nama asli. Alan dilahirkan dengan nama “Dawa Zhuoma”--gadis surgawi bulan--yang diberikan oleh seorang pendeta Buddhis Tibet. Namun dengan berbagai pertimbangan, Alan kemudian menamakan dirinya “Alan” yang merupakan singkatan dari nama kedua orangtuanya, Atu dan Lantai. Alan mengaku tidak mungkin untuk menggunakan nama “Atu Lantai Dawa Zhuoma”, karena nama itu terlalu panjang untuk dicantumkan ke dalam paspor, maka kemudian diganti menjadi “Alan Dawa Dolma”.
Selain hobi di bidang tarik suara, Alan juga memiliki hobi memelihara anjing.


Karir

Pada awalnya (tahun 2005)--dengan niat membantu meringankan beban tanggungan orangtua--Alan sempat merilis sebuah album, "Sheng Sheng Zui Ru Lan" secara indie yang kemudian dikatakan berhasil terjual sebanyak 50,000 kopi, meskipun bukan album tersebut yang kemudian melejitkan nama Alan. Lagu-lagu yang dinyanyikan Alan dalam album itu merupakan lagu yang telah pernah dinyanyikan oleh penyanyi terkenal lain, seperti lagu; Shi Nian, Ni Dao Di Ai Shui, Tong Hua, Zui Lang Man De Shi, dan lain sebagainya.
Oktober 2006, melalui 9th Asia New Singer Competition, Alan berhasil memenangkan peringkat kedua, kalah tipis (0,005 poin) dari Maria Donna Taneo yang berasal dari Pilipina. Sebelumnya, April 2006, Alan juga telah berhasil lolos dari audisi yang diselenggarakan oleh perusahaan rekaman terkemuka, Avex Trax yang diikuti oleh ribuan peserta.
Tahun 2007, setelah lulus dari China National Chinese Opera and Dance Drama Company dengan nilai yang memukau, Alan pun direkrut oleh Avex Trax, dan kemudian pindah ke Tokyo, Jepang. Pada tahun itu juga, Alan kemudian merilis single perdananya dalam bahasa Jepang, "Ashita e no Sanka" yang kemudian mulai mengilaukan nama sang penyanyi.
Tahun 2008, masih di bawah label Avex Trax, Alan merilis cukup banyak single baru, antaranya; Hitotsu, Sora Uta, Xin Zhan (ost. Red Cliff), Megumi no Ame, Natsukashii Mirai (Longing Future), dan juga beberapa lagu pendamping lainnya. Alan juga sempat merilis single dengan judul "Shiawase no Kane/Ai Jiushi Shou", yang kemudian total royalti dari penjualan single tersebut disumbangkan untuk korban bencana gempa di Sichuan.
Tahun 2009, melalui single "Kuon no Kawa" (ost. Red Cliff II), Alan juga berhasil menduduki posisi ketiga tangga lagu, yang merupakan pencapaian tertinggi dari artis asal China di Jepang, melampaui apa yang pernah dicapai oleh artis-artis asal China lainnya. Selain itu, Alan juga menetaskan tiga albumnya pada tahun tersebut, yakni; Voice of Earth, My Life, dan Xin De Dong Fang.
Tahun 2010 merupakan tahun di mana Alan pertama kalinya menyelenggarakan konser solo dengan tema "Voice of You" di Hitomi Memorial Hall, Tokyo, tanggal 24 Januari. Pada 2010 juga, Alan menetaskan album berbahasa Mandarin, "Lan Se: Love Moon Light".
Tahun 2011--setelah sebelumnya merilis album Japan Premium Best & More--bersamaan dengan berlangsungnya konser ketiga, Japan Premium Best & More Live 2011--juga di Hitomi Memorial Hall--kepada para fans, Alan menyatakan keinginannya untuk kembali ke China. Karir Alan sebagai seorang penyanyi dan juga model tidak berhenti sampai di sana. Setelah meninggalkan Jepang--dan hingga kini pun--Alan masih tetap menunjukkan eksistensinya di bidang tarik suara serta terlibat dalam berbagai kontrak pemotretan.

Album & Konser

Album Bahasa Jepang

  • Voice of Earth (2009)
  • My Life (2009)
  • Japan Premium Best & More (2011)

Album Bahasa Mandarin

  • Sheng Sheng Zui Ru Lan (2005)
  • Xin De Dongfang (2009)
  • Lan Se: Love Moon Light (2010)

Konser

  • Voice of You (2010)
  • Alan Symphony (2010)
  • Japan Premium Best & More Live (2011)


Referensi



Pranala Luar


***

Halaman Wikipedia aslinya dapat dilihat di: http://id.wikipedia.org/wiki/Alan_Dawa_Dolma. Dan sebagai penutup dari postingan ini, silakan melihat-lihat beberapa karya ilustrasi dari fans Alan Dawa Dolma (fans art) yang saya kumpulkan dari berbagai sumber. Salah satunya (yang saya letakkan di paling bawah) adalah karya saya sendiri. Berdasarkan pengamatan saya yang belum tentu tepat, karya pertama dibuat dengan metode digital painting (sangat sempurna), yang kedua dengan cat air, dan yang ketiga saya pribadi mengerjakannya dengan digital painting (prosesnya bisa dilihat di sini). Berikut: