Minggu, 05 Desember 2010

Malam yang Mencintai Pagi

Terkadang, ketika seseorang tak menunjukkan rasa cintanya, bukan berarti dia tak mencintai, melainkan dia tak dapat mencintai.

Dahulu, angin selalu berbaik hati membantu pagi menyampaikan kasih untuk malam. Malam yang menerima kasih pun sangat bersuka cita. Selalu malam menerima kasih tersebut dengan mata yang berbinar-binar.

Hampir setiap hari, pagi selalu menyampaikan kasih untuk malam. Bila sesekali pagi lupa, maka malamlah yang balik menyampaikan kasih untuk pagi, juga lewat angin.

Hingga suatu saat, tanpa sengaja malam bercermin pada danau, dan ia pun terkejut melihat bayangan dirinya yang ternyata begitu gelap dan hitam pekat.

Malam pun bertanya kepada danau, ''Danau! Inikah diriku?"

"Ya..."

Kendati ragu dan segan, namun malam pun kembali bertanya, ''Lalu bagaimana dengan sosok pagi?''

"Kebalikan dari dirimu. Pagi sangat indah dan cerah. Kehadirannya kerap membawakan harapan dan semangat baru untuk para petani. Sedangkan kehadiranmu kerap membawakan kepanikan dan rasa lelah. Para petani tak dapat bekerja lagi. Kendati belum ada beras dan lauk untuk esok, mau tak mau mereka sudah harus berdiam diri."

Ah, benar juga, pagi dan malam serupa dua sisi yang teramat sangat bertolak belakang. Malam pun menangis. Malam menangis bukan karena sosok buruknya, namun malam menangis karena ternyata dirinya teramat kontras dengan pagi.

Padahal, ingin rasanya malam menggenggam erat tangan pagi, tuk berjalan bersama di atas jalan cinta. Namun malam kini sadar, semua itu mustahil, ibarat mengharapkan air terjun mengalir dari bawah ke atas.

"Malam, mengapa kau menangis? Kau mencintai pagi?'' tanya danau.

Malam menghapus airmatanya. "Tidak..."

"Ketahuilah, pagi dan malam tak pernah dapat muncul bersamaan. Kalian tak mungkin berpelukan. Tuhan menciptakan kalian dengan peran yang berbeda..."

"Aku paham... Peran ini tetap akan kulakonkan sesuai kehendak-Nya, kendati menyakitkan. Hingga tiba saatnya roh terpisah dari raga, maka 1000 tahun kelak aku ingin terlahir kembali menjadi malaikat bersayap elok yang dapat terbang tinggi di atas langit, tuk mencari pagi...''





kamar renung, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar